Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Produktivitas Mahasiswa saat Kelas Daring

FTMM NEWS – Dalam jaringan (daring) tidak jarang menjadi hal yang dianggap menyebalkan bagi para mahasiswa. Bosan, jenuh, dan melelahkan menjadi respon yang sering terdengar diantara kita. Selain kejenuhan, kelas daring juga menimbulkan keluhan psikis dan keluhan fisik berupa keluhan pada otot atau gangguan muskuloskeletal (MSD) akibat penggunaan gadget berlebihan dan minimnya aktivitas fisik (Phansopkar, 2020). Menurut sebuah penelitian oleh Fatimahhayati, et al, (2020), keluhan MSD terjadi pada mahasiswa dengan angka sebesar 72,65% pada punggung, 82,14% pada leher bagian atas, dan 95% pada bahu. Mahasiswa juga mengalami visual fatigue atau kelelahan mata dengan persentase 86%, mata kering berjumlah 68%, dan gejala sakit kepala dengan jumlah 71,55%.

Imbasnya, para pelajar akhirnya mencoba mengatasi keluhannya dengan melakukan kelas daring dibarengi dengan aktivitas lain yang dianggap lebih nyaman dan memberikan keleluasaan dalam bergerak seperti memainkan HP, membaca buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran, makan, membersihkan rumah, bermain bahkan tidur. Kegiatan multitasking ini tentunya dapat menurunkan konsentrasi terhadap kelas yang tengah berlangsung sebab terpecahnya fokus mahasiswa. 

Walaupun kelas daring yang diadakan pada mahasiswa pada saat ini hanya berupa kelas-kelas pengganti saja–dan tidak sesering saat pandemi Covid-19, akan tetapi berkurangnya konsentrasi pada mahasiswa saat pembelajaran daring tetaplah berbahaya. Hal ini dikarenakan penurunan konsentrasi dapat menyebabkan ketidakpahaman pelajar terhadap materi yang berujung pada penurunan produktivitas. Oleh sebab itu, selain usaha dari dosen atau pengajar untuk membuat proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, mahasiswa juga perlu melakukan upaya untuk meningkatkan konsentrasi belajarnya. Salah satu hal termudah dan paling efektif yang dapat dilakukan ialah meningkatkan kenyamanan belajar dengan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi.

Apa itu Ergonomi?

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ergos” yang berarti kerja dan “nomos” yang berarti hukum atau aturan. Ergonomi merupakan ilmu terapan yang menjelaskan hubungan antara manusia dan tempat kerjanya. Perkembangan ergonomi di muka bumi sudah dimulai sejak 4000 tahun yang lalu ketika manusia merancang benda-benda sederhana dan melakukan perbaikan untuk memudahkan penggunaan benda-benda tersebut. 

Menurut Yassierli, dkk. (2020) dalam buku Ergonomi Industri, ergonomi merupakan suatu bidang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi secara sistematis mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang aman produktif, sehat, dan nyaman. Ergonomi memungkinkan kita untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga meningkatkan produktivitas dapat direalisasikan. Tujuan utama dari ergonomi adalah meningkatkan kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam melakukan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi risiko cedera dan resiko gangguan kesehatan. 

Ergonomi dibagi menjadi empat domain menurut The International Ergonomics Association (IEA, 2000). Domain tersebut mencakup ergonomi fisik yang berkaitan dengan anatomi manusia, ergonomi kognitif yang berkaitan dengan kondisi mental dan respon motorik, ergonomi organisasi, yang berkaitan dengan optimasi sistem sosio-teknis, dan ergonomi lingkungan yang melingkup interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya. Walau biasa diterapkan pada sektor ekonomi dan industri, penerapan ergonomi sejatinya tidaklah domain-sentris dan bersifat multidisipliner. Artinya, ergonomi dapat diterapkan dan diintegrasikan dalam berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan dan kehidupan sehari-hari. 

Ergonomi dalam Kelas Daring

Dalam kelas daring, mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip ergonomi untuk meningkatkan kenyamanan belajarnya dan meminimalisir kelelahan. Dikutip dari buku Panduan Ergonomi Learning From Home oleh Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) (2020), berikut bentuk-bentuk ergonomi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi saat belajar daring.

  • Perhatikan area kerja fisik

Sebelum melaksanakan kelas daring, pastikan area kerja yang akan digunakan nyaman dan dapat menampung semua peralatan yang dibutuhkan selama kelas berlangsung. Pilih tempat belajar yang tenang dengan pencahayaan yang cukup. Atur pula jarak dan kecerahan monitor agar mata merasa nyaman. Jarak yang disarankan pada posisi duduk di meja kurang lebih 50-70 cm. Gunakan pula peralatan belajar yang ergonomis seperti keyboard dan mouse yang nyaman dan headset atau earphone dengan kualitas suara yang baik. Jika laptop diletakkan di lantai atau pangkuan, gunakan penyangga atau meja pendek untuk tempat laptop sehingga leher tidak terlalu menekuk dan gunakan sandaran punggung untuk mempertahankan posisi duduk tegak. Posisi ini maksimum digunakan selama setengah jam. 

  • Perhatikan posisi tubuh saat kelas online

Posisi duduk yang paling disarankan saat kelas online adalah posisi duduk tegak dengan bahu rileks. Posisikan paha sejajar dengan lantai, pastikan kaki berpijak dengan nyaman, dan pastikan lengan di samping badan berada dalam sudut 90 derajat dan lengan tidak terangkat maupun terbuka. 

Selain itu, lakukan pula pengaturan terhadap posisi kursi dan meja agar sesuai dengan tubuh. Sebaiknya, gunakan kursi yang memiliki sandaran adjustable agar kursi dapat mempertahankan posisi alami dari tulang punggung pekerja sehingga akan terhindar dari risiko MSDs dan fatig.  Jika meja terlalu tinggi, gunakan bantal untuk meninggikan alas kursi. Jika kursi terlalu tinggi, gunakan kotak/box sebagai bantalan kaki supaya kaki tidak menggantung dan sejajarkan ketinggian sisi atas monitor dengan tinggi mata saat duduk. Gunakan pula mouse dan keyboard tambahan yang sejajar terpisah dari laptop agar pergelangan tangan tidak menekuk sehingga mengurangi resiko carpal tunnel syndrome.

 

  • Atur waktu istirahat

Untuk menghindari kejenuhan dan kelelahan, pengaturan waktu istirahat sangatlah penting untuk dilakukan dalam kelas daring. Pengaturan waktu istirahat ini dapat berupa:

  1. Menerapkan aturan 20-20-20

Maksud dari aturan ini adalah setelah mata menatap layar selama 20 menit, alihkan pandangan mata ke objek berwarna hijau sejauh 20 feet (6 meter) selama 20 detik. Warna hijau dipilih karena dapat menyegarkan mata dan merilekskan pikiran.

  1. Melakukan stretching atau peregangan

Stretching atau peregangan ini dapat dilakukan setiap dua jam sekali saat istirahat selama 15 menit. Peregangan sangatlah penting untuk dilakukan supaya otot tidak tegang dan melancarkan sirkulasi darah.

Setelah menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam kelas daring, lingkungan belajar dari rumah yang nyaman diharapkan dapat terwujud dengan maksimal. Dampaknya, kejenuhan mahasiswa akan meminimalisir sehingga produktivitas mahasiswa dapat tercipta. Penerapan prinsip ergonomi ini akan membawa mahasiswa menuju pengalaman belajar yang lebih baik yang tentunya mampu meningkatkan hasil belajar. (zah/and)

Kontributor: Zahwa Sabiila Ilman Ramadhani, Mahasiswa Program Studi Teknik Industri 

 

 

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on email
Email
Share on linkedin
LinkedIn

Related Posts

Closing and Awarding Airnology 2.0

FTMM NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) bersama Himpunan Mahasiswa (HIMA)

X