FTMM NEWS – Vascular Indonesia terus berinovasi dalam mengembangkan produknya. Kali ini layanan kesehatan digital besutan dosen Universitas Airlangga (UNAIR) itu hadir di aplikasi PeduliLindungi.
Vascular Indonesia terpilih menjadi salah satu layanan kesehatan digital atau telemedicine yang tergabung dalam aplikasi PeduliLindungi. Bergabungnya Vascular Indonesia ke dalam aplikasi PeduliLindungi merupakan suatu langkah besar untuk mempermudah penanganan Covid-19 di tanah air.
Mengutip data Digital Transformation Office Kemenkes RI, 17/01 – 2/03 2022, terdapat 1.018.638 kasus Covid-19 di wilayah cakupan telemedicine kemenkes. Dari jumlah tersebut, 88 persen atau 886.724 telah menerima pesan whatsapp dan 38 persen di antaranya telah menghubungi telemedicine untuk mendapatkan bantuan.
Founder Vascular Indonesia, dr Niko Azhari Hidayat SP BTKV(K)VE mengungkapkan bahwa telemedicine sangat membantu pasien isoman. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai keluhan yang timbul akibat Covid-19 lalu dokter akan memberikan arahan dan resep obat apabila perlu. Selanjutnya Resep tersebut di unggah pada website Kemenkes RI untuk mendapatkan obat yang di kirim oleh kimia farma melalui jasa kurir sicepat.
“Jadi semuanya diusahakan dari asosiasi (dan) dari pemerintah obatnya (pasien) isoman itu gratis,” ujar dr Nico kepada TIM UNAIR NEWS.
Bersama dengan kementerian kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), telemedicine membantu penanganan Covid-19 bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Saat ini layanan telemedicine yang bekerja sama dengan kemenkes RI telah mencakup daerah Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, DIY, Surabaya Raya, Malang Raya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, dan Makasar.
Keunggulan Vascular Indonesia
Dokter yang juga menjadi dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR itu menjelaskan terdapat keunggulan telemedicine Vascular Indonesia dibanding dengan telemedicine lain. Yaitu layanan Vascular Indonesia bersifat komprehensif dan berkelanjutan.
“Biasanya platform lain ketika sudah dapat pelayanan telemedicine tidak akan ada tindak lanjut setelah pemberian resep obat. Kalau kami (Vascular Indonesia) begitu pasien sudah memperoleh resep secara elektronik mereka akan di arahkan ke ruang rawat inap digital, namanya VICU (Vascular Intensive Care Unit),” ungkapnya.
Lanjut dr Nico, ruang VICU merupakan grup whatsApp yang melayani pasien dengan berbagai keluhan mulai dari klinis hingga administratif. Adapun pelayan dari Vascular Indonesia merupakan volunteer dari dokter spesialis dan dokter umum.
Selain itu, Vaskuler Indonesia juga mengadakan webinar rutin untuk pasien isoman dan masyarakat umum secara gratis. Webinar tersebut membahas isu seputar kesehatan bersama dokter dan para pakar.
dr. Nico optimis bahwa Vascular Indonesia akan terus berjalan dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Ia berencana untuk menggabungkan beberapa inovasi sebelumnya. Varises Indonesia, AV Shunt Indonesia dan Kaki Diabet Indonesia menjadi satu aplikasi bernama Vascular Indonesia SuperApps.
“Setelah Vaskuler Indonesia SuperApps ini. Aggota kita yang terafiliasi dari perhimpunan dokter kardiovaskuler seluruh Indonesia kan ada sekitar 200 hingga 250. Sehingga dapat melayani ke seluruh pelosok tanah air,” pungkasnya.(*)(un/wil)