FTMM NEWS – Salah satu wujud program belajar kampus merdeka yang telah di tetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi adalah program magang merdeka. Program ini dapat di ikuti oleh mahasiswa dengan bergabung pada program magang baik di instansi pemerintah maupun swasta.
Konversi kegiatan magang tersebut dapat di setarakan dengan 20 SKS. Merespons hal ini, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT. PJB UP Cirata, Jawa Barat.
Pada 30 November – 1 Desember 2021, Tim Dosen FTMM dan FST memutuskan untuk berkunjung di Kantor Pusat PT. PJB Cirata guna membahas rencana kerja sama. Utamanya program magang yang melibatkan mahasiswa FTMM dan FST.
Dalam sambutannya, Didin Catur Hartono Putro selaku manajer operasi PT PJB Cirata menjelaskan bahwa pihaknya telah siap menerima mahasiswa FTMM dan FST yang hendak mengikuti magang merdeka. Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwa PT PJB sangat terbuka untuk mahasiswa-mahasiswa yang inovatif dan bertekad kuat.
“Kita (PT PJB, Red) menyediakan fasilitas, adik-adik ini dapat bergabung dan berinovasi demi kemajuan teknologi EBT di Indonesia. Kita (PT. PJB Cirata, Red) adalah satu-satunya PJB di Indonesia yang telah menghasilkan 1 Megawatt listrik dari Energi Baru Terbarukan,” jelasnya.
Sejalan dengan SDG’s 13
Lebih lanjut, menurut Didin, EBT baik dari energi matahari, air, maupun angin sangat ramah lingkungan. Hal ini tentu sejalan dengan visi pemerintah yang ingin mewujudkan indonesia berenergi bersih.
Sementara itu, Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si, selaku Wakil Dekan III FTMM mengungkapkan bahwa PT PJB adalah ruang strategis untuk magang merdeka. Menurutnya, dengan terus terjadi perkembangan EBT, maka akan terus menumbuhkan kader-kader renewable energy engineer yang baru dan kelas dunia. Selain itu, penggunaan dan pengoptimalan EBT telah berlangsung di FTMM, baik riset maupun implementasi da;am wujud pengmas.
“Ini sejalan dengena SDG’s 13 Climate Action, dengan energi bersih dari EBT maka lingkungan akan lebih terjaga dari perubahan iklim dan dampaknya,” imbuhnya.


Saat ini, menurut Prof. Retna, EBT adalah potensi yang harus terus ditingkatkan inovasinya. Selain karena ketersediaan dan potensi yang melimpah, tentu EBT adalah masa depan. Utamanya dalam menghadapi isu krisis energi fossil yang sulit di perbaharui.
FTMM melalui dosen-dosennya telah merespons secara massif dengan menggelar riset-riset terkait EBT. Dalam hal ini, mahasiswa juga turut dilibatkan dari proses hulu ke hilir. Salah satu contoh inovasi pemanfaatan EBT oleh FTMM adalah dengan mengkombinasikannya dengan IoT untuk Hidroponik dan juga stasiun cuaca.
Karya untuk Bangsa
Program tersebut, telah terlaksana di Pasuruan dan juga di Gedung Kuliah Bersama Kampus C UNAIR. Wujud produk inovasi tersebut dikerjakan oleh tangan-tangan terampil mahasiswa dan dosen FTMM yang rela mengorbankan waktunya untuk riset.
“Kami juga mengembangkan drone untuk tenaga kesehatan, nantinya ini juga akan dikembangkan lebih lanjut. Kedepannya bukan hanya akan memudahkan masyarakat dan tenaga kesehatan saja, melainkan dapat membuat efisien aktifitas utamanya dalam mobilisasi,” ujarnya.
Dalam skala lab, mahasiswa FTMM telah berhasil membangun drone autonomous, robot transporter, hingga drone racing. Hal ini merupakan langkah awal yang di ambil FTMM untuk merangsang jiwa inovatif mahasiswa.
“Dosen-dosen kami adalah expertise di bidang masing-masing. Hal ini terlihat dengan banyaknya prestasi prestisius yang telah di sabet oleh puluhan mahasiswa FTMM baik tingkat Internasional dan Nasional,” jelasnya.
Kami, sambungnya, akan terus berinovasi untuk membangun bangsa. Dengan bekerja sama bersama PT PJB UP Cirata, kami mengirimkan mahasiswa yang siap tempur. Tempat ini (PT PJB Cirata, RED) akan menjadi saksi bahwa FTMM dan FST adalah pilar engineering yang akan turut membangun kemandirian energi nasional.
“Mahasiswa kami siap mencurahkan energy mudanya dan berkontribusi bersama PT PJB Cirata untuk kamjuan Indonesia,” pungkasnya.(*)(wil)