FTMM NEWS – Prof. Dr. Dra. Retno Sari, M.Sc., Apt merupakan dosen di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, sekaligus Koordinator Program Studi Rekayasa Nanoteknologi. Pada Rabu (27/10/2021) Prof. Sari – sapaan akrabnya- telah dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Farmasetika di Aula Garuda Mukti Kampus C UNAIR.
Perempuan kelahiran Malang, 10 Agustus 1963 tersebut telah mengabdikan diri sebagai dosen sejak tahun 1989. Terhitung, Prof. Sari telah menerbitkan 25 artikel publikasi jurnal internasional dan tujuh artikel publikasi nasional.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Sari menyampaikan perihal “Potensi dan Aplikasi Kitosan sebagai Biomaterial pada Bidang Teknologi Farmasi dan Biomedis”. Dia menjabarkan tentang potensi sumber daya kelautan Indonesia yang sangat besar dan strategis untuk dikembangkan.
“Potensi perikanan Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, salah satu sektor ekonomi kelautan adalah industri pengolahan hasil perikanan. Indonesia sebagai negara pengekspor udang kupas-tanpa kepala dengan volume ekspor sekitar 90 ribu ton dan kepiting sekitar 4000 ton setiap tahunnya,” ungkapnya.
“Dari jumlah tersebut, terdapat potensi kulit udang dan kepiting sebesar 13 ribu ton per tahun. Hal ini dapat menjadi kitin dan turunannya, kitosan,” imbuh Prof. Sari.
Manfaat Kitosan
Menyoroti penjelasan Prof. Sari, kitin merupakan struktur utama dari crustacean yang bermanfaat untuk bidang industri pangan, bioteknologi, farmasi, kedokteran, serta lingkungan.
“Kitin menghasilkan kitosan biopolimer yang baik, kompatibel, dan nontoxic. Serta dapat dicerna dalam lingkungan biologis,” ucap Prof. Sari dalam orasinya.
“Pemanfaatan Kitosan dalam bidang biomedik sangat potensial. Kitosan banyak digunakan dalam bidang kefarmasian, antara lain sebagai pembawa, pengikat, disintegran tablet, pembawa sediaan lepas lambat, sistem penghantaran tertarget,” sambungnya.
Pengaplikasian kitosan pada bidang biomedik tidaklah sedikit. Berdasarkan penjelasan Prof. Sari, pengaplikasian tersebut “sebagai bahan wound healing melalui kemampuan kitosan dalam membentuk filum seperti hidrogel yang merupakan hal penting untuk membalut luka,” terang dosen Fakultas Farmasi tersebut.
Pada akhir, Prof Sari menjelaskan pemanfaatan kitosan dalam bidang farmasi dan biomedis sangat banyak dan berpotensi besar untuk mengembangkan sistem penghantaran obat serta biomedik. Fakta ini tentu sejalan dengan SDGs poin 14, yakni Life below water dengan konservasi yang memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudera, dan maritim.(*)(zah/wil)