FTMM NEWS – Persaingan sumber daya manusia secara global semakin menguat, terlebih dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi yang melahirkan inovasi mutakhir. Sumber daya tersebut berimbang dengan kapabilitas dan kemampuan unggul yang terbentuk semasa studi.
“Banyak sekali lulusan perguruan tinggi kelas dunia yang berhasil membumikan inovasinya dan bermanfaat untuk kemanusiaan. Maka, FTMM sebagai fakultas teknik yang baru lahir harus turut bersaing dan melahirkan lulusan-lulusan kompeten yang mempunyai daya saing secara nasional maupun global,” tandas Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si, Wakil Dekan III FTMM pada Jum’at (7/10).
Saat ini, sambungnya, UNAIR mengusung tinggi tagar SMART UNIVERSITY dengan mengembangkan sumber daya manusia yang mampu memberikan dampak signifikan secara internasional. Salah satunya dengan memperkuat kerjasama dengan perguruan tinggi kelas dunia baik secara joint research maupun community development.
Alasan utama suatu universitas melakukan internasionalisasi yakni untuk mengembangkan sumber daya manusia guna menghadapi persaingan di pasar global. Sehingga dapat menyiapkan lulusan yang memiliki dimensi internasional dalam memecahkan masalah global.
Merespons hal itu, perwakilan pimpinan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin pada 2-8 Oktober 2022 melakukan kunjungan ke empat universitas di Malaysia. Diantaranya adalah Universiti of Nottingham Malaysia, Universiti Malaya, Universiti Teknologi Mara, dan Universiti Kebangsaan Malaysia.
Gaet Mitra Internasional
“Kunjungan tersebut menjadi langkah awal FTMM dalam menggaet mitra internasional, Terlebih mereka (universitas, red) memiliki rank 100 dunia. Maka menjadi mitra yang tepat untuk menjalin kerjasama,” jelasnya.
Rencana kerjasama tidak hanya untuk student mobility namun juga untuk staff mobility baik yang bersifat full time ataupun yang bersifat part time. Bentuk kerjasama ini juga termasuk adanya kerjasama riset, publikasi, pembimbingan skripsi, pembelajaran bersama, hingga pengabdian masyarakat secara internasional.
internasionalisasi pendidikan tinggi dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan daya saing nasional. Yang diukur melalui peringkat nasional universitas dunia sebagai salah satu pedoman evaluasi kinerja pendidikan tinggi.
“Nantinya tidak hanya kerjasama riset dengan luaran publikasi ilmiah, melainkan juga program-program lain seperti inisiasi program kunjungan dosen, pembelajaran berdasarkan OBE, magang laboratorium untuk mahasiswa dan dosen serta program joint class dengan melibatkan langsung dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan di pilar keteknikan,” ujarnya.
Terdekat, agenda FTMM adalah International Conference on Advanced Technology and Multidiscipline (ICATAM) pada 12-13 Oktober 2022 mendatang. FTMM turut mengundang mitra yang dikunjungi untuk terlibat dalam agenda besar tersebut.
“Semoga kerjasama ini berjangka panjang, dan memberikan dampak positif pada masyarakat. Terutama dengan lahirnya inovasi yang solutif terhadap berbagai permasalahan bangsa dan global,” pungkas Prof. Retna.(*)(wil)