FTMM NEWS – Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga mendukung pemerintah dalam mencapai Sustainable Development Goal’s (SDG’s) ke-13 “climate action”. Salah satunya, menggelar kampanye hemat energi di lingkungan kampus, seperti pemasangan stiker himbauan pemakaian air secukupnya, mematikan perangkat elektronik saat tidak terpakai, hingga menggunakan tangga manual saat menuju satu lantai terdekat.
Bukan hanya itu, dukungan terhadap climate change juga diwujudkan dengan penggunaan lampu hemat energi dan sensor gerak. “Ini tentu akan menghindari penggunaan energi yang berlebihan. Menjadi jauh lebih efisien dalam penggunaan energi,” kata Wakil Dekan Bidang II FTMM Imron Mawardi.
Penggunaaan energi yang efisien itu, kata dia, menjadi kunci dukungan terhadap climate change. Sebab, sebagian besar sumber energi kita menggunakan energi fosil. Efisiensi penggunaan energi secara otomatis akan mengurangi penggunaan energi fosil yang akan berdampak pada lingkungan dan iklim yang lebih baik.
Bertempat di Gedung Kuliah Bersama (GKB) UNAIR Kampus C, FTMM secara massif mengajak seluruh sivitas akademik untuk membangun lingkungan hijau berenergi bersih. “Kami juga mengembangkan Energi Baru Terbarukan serta kendaraan listrik ramah lingkungan,” imbuhnya.
Saat ini, FTMM sudah memiliki Pusat Penelitian Energi Terbarukan. FTMM juga sudah mengembangkan pembangkit listrik energy matahari (solar cell), meski masih dalam skala laboratorium. “Kami memiliki SDM yang ahli dalam bidang ini. Ini adalah wujud kontribusi kami kepada bangsa ini,” urainya.


Sekaligus Mendukung Program MBKM
Menurut dia, upaya FTMM mewujudkan energi hijau termasuk target fokus pembelajaran MBKM dan mengembangkannya sebagai wujud pilar keempat Unair, yaitu technology atau engineering. FTMM memang menjadi pilar keempat di UNAIR untuk melengkapi pilar social science, life science, dan health science. “Saat ini kami telah mengembangkan teknologi berbasis EBT. Baru-baru ini, kami membangun charging station yang suplai listriknya dari panel surya,” jelasnya.
Lebih lanjut, fasilitas tersebut dapat digunakan sivitas akademik UNAIR maupun umum. Dengan memanfaatkan lahan non-produktif yang strategis, charging station itu diharapkan membawa manfaat positif untuk lingkungan. Terlebih, jumlah kendaraan listrik ke depan diprediksi akan semakin dominan.
Sebagai fakultas baru, FTMM siap menjadikan bidang energi baru terbarukan (EBT) ini sebagai kekuatan FTMM dan UNAIR ke depan. Sebab, FTMM memang memiliki sumberdaya dosen yang cukup untuk pengembangan ini. Saat ini memang masih fokus pada pengembangan energi surya, tapi ke depan FTMM akan mengembangkan sumber energi listrik lain yang ramah lingkungan.
Berdirinya research center energi baru dan terbarukan akan mendukung hal tersebut. Pusat penelitian ini merupakan hasil dari program matching fund Kemendikbud Ristek yang bekerjasama dengan Pembangkit Jawa Bali (PJB).
“Dari sini nanti kami bisa melahirkan ahli-ahli energi baru terbarukan. Sebab, kami sudah melibatkan mahasiswa, termasuk dalam program pemagangan MBKM di industri pembangkit energi,’’ jelasnya.
Bahkan, sudah banyak mahasiswa FTMM yang berprestasi di berbagai kompetisi dalam bidang energi, baik di tingkat nasional maupun internasional.(*)(imr/wil).